Sabtu, 30 Maret 2024

Cara seduh dengan v60, 1 pour dari Tales Coffee


Ada banyak cara seduh kopi, dan ada banyak resep kopi, sebagai peminum kopi setiap hari; dan juga bekerja sehari hari, saya cenderung memilih resep kopi yang mudah dibuat dan cepat, khususnya untuk pagi hari.

Selain resep / metode seduh 1:1:1 ada 1 lagi metode seduh, single pour dari Tales Coffee yang mudah dan cepat. Resep ini cocok untuk minum kopi harian, cocok dengan kopi "dark" atau "medium-dark" seperti kopi pertama yang dikeluarkan Balinest mt. Catur.

Metodenya seperti ini,

Pertama; seperti biasa siapkan semua kebutuhan, v60 filter, goose-neck kettle, paper filter dan alat aduk (disarankan tongkat, mungkin sumpit; karena dengan sendok agitasi terlalu besar) kemudian untuk ukuran gilingan, disarankan menggunakan medium-fine. Untuk suhu air, tergantung bean yang dipakai, namun menurut percobaan saya selama ini 90 standard yang cukup, untuk kopi mt Catur.

Kedua; untuk kopi yang digunakan dan air seduh, bisa menggunakan rasio umum sekitar 1:15 atau 1:18 (saya sendiri lebih cocok dengan 1:15 untuk kopi mt.Catur Balinest). Siapkan kopi, dan buat "lubang atau lembah" di bagian tengah bubuk kopi, dengan tujuan agar ekstraksi yang terjadi lebih merata di bagian tengah. Seperti gambar dibawah,


Ketiga; mulai tuang air panas dari tengah; dan terus ditengah, hingga bubuk kopi mulai mengapung diatas; baru kemudian kita "tenggelamkan" bubuk kopi yang mengapung itu dengan cara tuang air keliling, sampai habis (sesuai rasio).

Keempat; setelah selesai tuang, aduk / agitasi kopi dengan "tongkat aduk" yang sudah disiapkan). Aduk dengan cepat dari pinggir, semakin ke tengah dan berhenti. Setelah itu, kita tinggal menunggu air turun semua. SELESAI.

Mudah sekali dilakukan, dengan hasil seduh yang nikmat, seimbang (balance) dan cenderung manis. Pada kopi mt. Catur Balinest, kopi hasil seduh akan memiliki notes gula aren dan jeruk manis, dengan aroma lemon dan sereh, nikmat diminum setiap hari.

Untuk lengkapnya bisa lihat di video dari Tales Coffee, disini...
Selamat mencoba :)

Kamis, 21 Maret 2024

Kopi pertama kami, Kopi Kintamani Desa Catur


Kopi Kintamani, Bali - ditanam di ketinggian 900 - 1000 mdpl di dekat gunung Batur. Secara umum citarasa kopi Kintamani, adalah citrusy - fruity; seperti jeruk. Perkebunan kopi di Kintamani, Bali juga menjadi lahan perkebunan jeruk dan sayur, juga dikenal sebagai perkebunan yang "organik" dengan melakukan cara penanaman yang masih alami tanpa menggunakan bahan kimia.

Sesuai dengan filosofi Hindu yaitu, Tri Hita Karana yaitu 3 Penyebab Kebahagiaan, yang salah satunya adalah menjaga keseimbangan alam. Keseimbangan alam ini dijaga dengan sistem irigasi tradisional "subak", menggunakan pupuk organik, dan tanpa pestisida. Di tahun 2008, kopi Kintamani sudah mendapatkan sertifikat Geographical Indication yang artinya jenis kopi Kintamani sudah di akui Internasional.

Karena alasan diatas ini, maka kami putuskan kopi pertama Balinest adalah kopi Kintamani. Setelah mencari dan mencoba diberbagai tempat, akhirnya berjodoh dan bertemu dengan bapak Jati, salah satu tokoh di dunia kopi Kintamani; setelah berbincang dan melihat kopi kopi beliau, akhirnya semakin mantap jalan kami.

Kopi kintamani jika di sangrai tepat akan memiliki rasa kopi daerahnya fruity jeruk, dan juga cenderung manis, dengan body sedang. Yang kami inginkan dalam sangrai kami ini adalah kopi yang mudah di seduh dengan berbagai alat seduh dirumah, dan tidak bosan diminum setiap hari. Ini adalah bagian penting yang harus dicapai, kami berharap setiap orang bisa menikmati kopi kami ini dirumah, kapan saja, dengan alat seduh apapun. Kopi hitam, fruity, sweet, dengan aroma nikmat kopi dengan sedikit aroma sereh, kopi yang tidak bisa diminum setiap hari.



Minggu, 17 Maret 2024

Air Mokapot muncrat muncrat



Sejak awal Balinest mulai di youtube, kami sudah promosi mokapot; alat seduh kopi di kompor ini memang bagus sekali, dengan hasil kopi pekat yang mirip sekali dengan espresso, membuat kita dengan mudah dapat menikmati varian minuman yang mirip dengan cafe - cafe kesukaan kita.

Bahkan video pertama yang viral adalah tentang mokapot, (berikut ini…)

Tapi, sudah sekitar 3 tahun; pertanyaan yang muncul dari banyak banyak penonton kami adalah, kenapa waktu seduh dengan mokapot, kopi yang keluar muncrat - muncrat? walau sudah sempat disinggung, jawab beberapa kali, namun pertanyaannya masih terus muncul; untuk itu dalam artikel kali ini akan saya coba jawab, lengkap (sekaligus video youtube lengkap…)

Sebelum mulai , mengapa muncrat, pertama kita kenalan kembali dengan mokapot. Ini adalah alat kopi yang terkenal di Italy untuk membuat kopi dikompor, dengan hasil seduh seperti espresso, Cara kerja detailnya bisa dibaca lengkap disini…

Cara kerja mokapot adalah dengan menggunakan air yang dipanaskan untuk menciptakan tekanan, yang akhirnya mendorong air panas melewati bubuk kopi, menjadi kopi seduh; yang dimaksud dengan mokapot muncrat adalah, ketika tekanan sudah terbentuk, dan proses seduh kopi dimulai… kopi yang keluar tidak mulus, tapi meledak - ledak, muncrat tidak beraturan. Kenapa hal ini terjadi?

  1. Suhu terlalu panas, yang dimaksud suhu disini terkait besar api kompor. Walau kita menggunakan air dingin (suhu ruang) atau menggunakan air panas, jika api kompor telalu besar maka tekanan yang terbentuk akan terlalu besar, dan menyebabkan “ledakan” tekanan, dan akhirnya menyebabkan muncrat - muncrat. Coba lebih sabar dan gunakan api sedang, tidak terlalu kecil atau terlalu besar, mungkin awalnya terasa bingung, namun setelah beberapa kali seduh akan menjadi kebiasaan dan segalanya terasa mudah.
  2. Chamber tidak rapat, alasan ini paling sering terjadi jika menggunakan mokapot “murah” biasanya di bagian ulir wadah air dan wadah kopi tidak presisi. Sering kali ada celah sekitar 1mm - 2mm; untuk itu ketika mengunci mokapot, harus diputar kencang, jika sudah kencang…coba kencangkan lagi :)  atau ada cara lain, dengan menggunakan sealen tape untuk pipa, kita seal sekitar wadah kopinya. 
  3. Bubuk kopi terlalu rapat, ini alasan yang juga sering muncul; karena budaya kopi kita di Indonesia, untuk roaster lokal kopi tubruk, ukuran gilingan adalah “super fine” atau sangat halus; jika menggunakan bubuk kopi seperti ini, kopi jangan di padatkan / jangan di “temper” seperti ketika membuat espresso, cukup diratakan, ditepuk tepuk perlahan agar tidak tumpah, jangan terlalu padat (karena bubuk kopi akan kembang ketika terkena air)


Dari pengalaman saya, ketiga hal inilah yang paling sering membuat proses seduh kopinya muncrat muncrat; bisa karena salah satu alasan, bisa karena gabungan dua atau bahkan ketiga alasan diatas. Untuk lebih jelasnya, bisa lihat di instagram kami disini...

Sabtu, 09 Maret 2024

Yotube channel kami kena hack dan hilang


Kabar sedih yang harus saya sampaikan, seperti yang bisa dibaca di judul; YOUTUBE Channel kami kena hack. Sesuatu yang sudah dibangun lama, namun akhirnya hilang tiba tiba, sedih rasanya; namun kita tidak putus asa...

Kini kami memulai Youtube Channel baru, Hidup Selangkah Kedepan @cokvidya atau saya singkat HSK; dengan konsep lebih pribadi, dan menjadi edukasi dan hiburan dalam 1 paket, lebih seru dan tentunya bermanfaat, untuk itu saya ingin mengajak semuanya; yuk subscribe lagi di channel yang baru :)



Rabu, 21 Februari 2024

Air Panas / Air Dingin untuk seduh kopi dengan Mokapot


Sejak muncul video mengenai Mokapot oleh James Hoffman, dengan cara menggunakan air panas ketika seduh kopi; cara ini langsung boom dan popular, karena bang James memang terkenal di dunia konten kopi. Namun apakah ini berarti, itu satu satunya cara yang paling baik ketika kita menggunakan Mokapot?

Jujurnya, sayapun sempat mencoba dan membuat konten mengenai cara ini... karena terbukti memang hasilnya baik. Hingga beberapa waktu lalu, saya penasaran dan mencoba mencari tahu seperti apa orang Italy menggunakan Mokapot, dan mengapa cara mereka tetap tidak berubah? mereka tetap suka dengan cara lama. Dengan dasar pemikiran tersebut, saya penasaran dan akhirnya mencoba sendiri, cara Italy (dengan air dingin) dan cara Specialty (dengan air panas).

Air Dingin / Cara Italy

Cara tradisional ini, mudah sekali; kalau sudah pernah menggunakan mokapot pasti tahu, caranya tinggal masukkan kopi pada wadah kopi atau "coffee basket" isi hingga penuh, tanpa harus di padatkan terlalu banyak (tidak perlu di "temping" seperti membuat espresso), kemudian masukkan air suhu ruang pada wadah air atau "water chamber". Kemudian di panaskan di atas kompor, dengan api "medium" saja.

Hingga saat ini, di Italy orang orang tetap menggunakan mokapot dengan cara seperti ini, karena memang alat ini dirancang untuk digunakan seperti ini; dan sudah turun temurun digunakan seperti ini...

Tidak banyak yang perlu dijelaskan, namun apakah cara ini salah? tentu tidak? cara ini juga bisa membuat kopi enak, yang akan saya jelaskan nanti.

Untuk video referensi bisa lihat di video berikut oleh Annalisa J. atau video oleh Riviera Dreamer

Air Panas / Cara Specialty

Cara specialty ini, bedanya dengan cara asli / tradisional / specialty adalah air yang digunakan adalah air panas, selain itu pada bagian "coffee basket" ditambahkan paper filter / saringan kertas.

Contohnya seperti video referensi berikut oleh James Hoffman sendiri...

Lalu, apakah seduh dengan air dingin salah?

Karena setelah cara baru dengan air panas viral, semua orang kopi di internet mengajarkan cara itu, lalu apakah cara lama salah? jawaban saya, TIDAK; cara lama tidak salah, namun cara baru juga tidak salah. Kedua cara tersebut dapat menghasilkan kopi yang enak, dan rahasianya ada pada jenis kopi yang diseduh...

Namun sebelumnya, agar lebih jelas kita lihat hasil uji coba James Hoffman terkait suhu air yang digunakan pada mokapot; tabel hasil uji cobanya sebagai berikut...


Pada tabel diatas, dapat kita lihat tabel paling kiri adalah suhu air awal (suhu air yang digunakan), kemudian paling kanan adalah suhu minuman kopi (suhu kopi hasil seduh) dan pada bagian tengah adalah suhu air ketika proses seduh dimulai. Kita bisa lihat, semakin panas suhu air yang kita gunakan maka ketika proses seduh kopi terjadi, suhu air juga semakin tinggi; begitu juga sebaliknya jika suhu air semakin rendah. Lalu apa artinya?

Di Italy, orang lokal banyak yang minum kopi lokal yang biasanya dark-roast dan ukuran gilingnya "super-fine" atau sangat halus / halus. Kira kira seperti kopi roaster jadul Indonesia yang biasanya kita "tubruk" contohnya di Bali saya biasa menggunakan kopi Kupu - Kupu bola dunia, atau kopi Banyuatis.

Kopi dark-roast adalah kopi yang mudah di ekstraksi, apalagi jika ukuran gilingannya sangat halus, maka proses ekstraksi akan sangat mudah terjadi, dengan demikian jika air yang digunakan ketika proses seduh terlalu panas, ada kemungkinan minuman kopi yang dihasilkan akan terlalu pahit (over extract) juga terasa "gosong" dan kecut-tidak enak. Dengan demikian jika kita seduh kopi seperti ini, kita bisa menggunakan air dingin (air suhu ruang) agar suhu air ketika proses seduh terjadi tidak terlalu tinggi.

Kita tahu, James Hoffman adalah orang kopi specialty / kopi modern, kopi kopi yang diseduh juga kopi yang sering light roast atau medium roast, yang cenderung lebih sulit di ekstraksi, membutuhkan lebih banyak energi untuk proses ekstraksi kopinya. Sehingga kita butuh suhu yang tinggi, dan dibantu tambahan filter (paper filter) agar proses ekstraksi pass. Untuk itu, ketika kita seduh kopi yang light roast atau medium roast atau specialty, kita bisa gunakan cara yang disarankan oleh James Hoffman ini.

Saya sendiri sudah sering sekali menggunakan mokapot, baik untuk kopi roaster tradisional maupun untuk kopi kopi specialty; dengan menggunakan suhu air yang susuai pembahasan saya diatas, dan hasilnya semua enak, puas...

Jadi jangan hanya ikutan trend viral saja, ketahui sebab sebab-nya; seduh dengan air panas atau air dingin, seduh kopi apapun bisa enak dengan menggunakan mokapot. Setuju??

Selasa, 18 Oktober 2022

Memahami Mokapot, alat kopi yang bisa seduh espresso


Mokapot adalah alat seduh kopi di kompor yang menggunakan panas dan tekanan dalam proses seduh kopinya. Walaupun hasil seduhnya tidak menggunakan besar tekanan yang sama dengan mesin espresso saat ini (modern) namun hasilnya mendekat, sehingga ada orang yang menyebut hasil seduhan mokapot adalah espresso dan ada yang tidak; untuk itu saya menggunakan istilah mokapot-espresso.

Mokapot sendiri sangat terkenal dan umum digunakan di Itali selatan. Banyak pembuat mokapot ternama, misalnya Alessi, Bellman, Top Moka, GAT, Cuisinox, Serafino Zani, namun yang paling terkenal di internasional tentunya Bialetti. 

Mokapot diciptakan oleh Alfonso Bialetti tahun 1933 di Crusinallo


Cara Kerja Mokapot

Mokapot terdiri dari 4 bagian utama, pertama adalah bagian Boiler / ruang-rebus; adalah tempat air untuk seduh kopi, kemudian yang kedua adalah Funnel; adalah tempat untuk saluran air sekaligus tempat bubuk kopi, selanjutnya adalah Filter; adalah saringan kopi ketika proses seduh, dan yang keempat (terakhir) adalah Coffee Chamber / wadah-kopi; adalah tempat menampung kopi yang sudah selesai seduh.

Cara kerja Mokapot, seperti gambar dibawah :



Cara Pakai Tradisi (Italy)

Mokapot diciptakan pada tahun 1933, ketika itu kopi yang dihasilkan oleh mesin espresso juga belum canggih; jadi hasil kopi di Mokapot dan di mesin espresso hampir sama / bahkan sama. Namun seiring berkembangnya jaman, pengetahuan mengenai kopi semakin canggih dan mesin espresso juga semakin canggih.

Sayangnya, Mokapot tidak mengalami perkembangan seperti mesin espresso (setahu saya baru 1 pembuat alat mirip espresso yang canggih, berdiri tahun 2020 yaitu 9Barista).

Bagaimana orang italy menggunakan espresso? pembuatannya sederhana dan masih "asal" yang penting pahit dan bikin "melek" contohnya seperti video disini ...




Cara Seduh Modern

Beberapa tahun belakangan, Mokapot kembali populer, bahkan James Hoffman mengajarkan cara menggunakan Mokapot dan populer; termasuk saya (Balinest) juga membuat video mengenai Mokapot dan berbagi banyak resep dan penjelasan. Bisa lihat video lama mengenai Mokapot disini....

Pada saat pandemi 2020 - 2021 youtube channel saya (Balinest) terpaksa tutup karena kendala internal, dan terpaksa berhenti berbagi ilmu. Namun proses tersebut tidak sia sia, karena pengalaman kami dan pengetahuan kami mengenai kopi juga terus berkembang; bahkan James Hoffman juga kembali membuat video mengenai riset terkait Mokapot. 

Beberapa poin dari penelitian James Hoffman adalah, Suhu air yang digunakan; ketika menggunakan air biasa, proses seduh kopi / ekstraksi akan terjadi di suhu yang relatif rendah yaitu 60 C, jika menggunakan air yang baru saja direbut, maka proses seduh kopi / ekstraksi kopi akan terjadi pada suhu sekitar 80-90 Celcius.

Kemudian yang kedua, pengaruh grind size terhadap proses seduh kopi. Karena Mokapot menggunakan tekanan yang dihasilkan oleh panas pada Boiler, jadi ketika kita menggunakan grind size (ukuran giling / bubuk kopi) yang halus, maka tekanan akan cepat tinggi dan proses seduh semakin cepat. Sedangkan sebaliknya, ketika kita menggunakan grind size yang kasar, tekanan akan lebih lambat terbentuk dan proses seduh akan relatif lebih lambat.

Yang terakhir, ketiga, terkait jumlah air didalam Boiler, semakin sedikit jumlah air maka proses pemanasan akan semakin cepat dan tekanan semakin cepat terbentuk; proses seduh akan semakin cepat tercapai. Sebaliknya semakin banyak air maka tekanan relatif lebih lambat terbentuk, sehingga proses seduh akan lebih lambat.


Kenapa Mokapot?

Sebelumnya sudah membuat video mengenai Mokapot, lalu kembali membahas mengenai Mokapot, mengapa? Karena alat yang sederhana ini jika digunakan dengan baik dapat digunakan untuk membuat kopi yang nikmat, selain itu mudah digunakan dirumah - bahkan dapat digunakan untuk usaha kopi juga, yang pasti potensinya besar.


Dengan pengetahuan dan pengalaman selama ini menggunakan Mokapot, dengan hasil riset James Hoffman dan beberapa ilmu baru terkait Mokapot, saya akan berbagi banyak hal mengenai kopi dan Mokapot di video video dan materi berikutnya, termasuk cara seduh espresso / kopi enak di Mokapot versi 2023-2024.

Jika ada yang kurang jelas atau kritik dan saran, jangan sungkan atau ragu untuk tulis di komen dibawah ini. Jangan lupa balik lagi, salam sruput....

sumber : The Sunday Baker

Rabu, 07 Juli 2021

Resep V60 1:1:1 oleh Veronika Galova Vesela


Seperti dikutip dari Brewls.com, "Bagaimana caranya mengajarkan dan melatih barista di coffee shop agar dapat brew dengan konsisten dan kualitas terjaga. Apakah ada resepnya?" Berawal dari ide inilah akhirnya muncul resep -- Brew Rasio 1:1:1

Sebagai catatan tambahan untuk resep ini, ketika Championship, Veronika menggunakan bean yang di roasting khusus untuk brew ini. Veronika menggunakan Gesha Finca Deborah Panama, yang menggunakan hand grinder, pada saat Championship. Di roasting 5 hari sebelum, dan di 'bungkus' setelah 12 jam. Namun untuk kita yang penikmat kopi, cukup tahu resepnya saja :)

Alat yang digunakan adalah V60, dengan menggunakan 20gr kopi, dan 300gr air. Grind size coarse (29 klik di Comandante grinder), dengan suhu air 95 Celcius. Cara seduhnya sangat mudah, dengan menggunakan V60, air sebanyak 300gr dibagi menjadi 3 bagian (100:100:100), kemudian proses tuang / brew dilakukan 3x dan masing masing selama 1 menit.

Tuang pertama, mulai pada 00.00 dengan menggunakan 100gr air, tuang secara melingkar (jangan sampai kena dinding V60). Tuang pertama ini bertanggung jawab pada acidity.

Tuang kedua, mulai pada 01.00 dengan menggunakan 100gr air, tuang secara melingkar (jangan mulai dari tengah). Tuang kedua ini bertanggung jawab pada manis kopi.

Tuang ketiga, mulai pada 02.00 dengan menggunakan 100gr air, selesai pada 03.00 - 03.15 tergantung grind size. Tuang ketiga ini akan menyeimbangkan antara acidity dan manis kopi, serta keseluruhan rasa pada kopi.

Keuntungan dari resep ini adalah, mudah diulang sehingga konsisten dan manajemen waktu di bar (coffee bar). Dan setelah berkali kali mencoba di Balinest, memang resep ini sangat rekomen sekali untuk digunakan di coffee shop, mudah diulang dan cepat. Jadi selamat mencoba :)