Seduhan

Tampilkan postingan dengan label Seduhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seduhan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 Maret 2024

Cara seduh dengan v60, 1 pour dari Tales Coffee


Ada banyak cara seduh kopi, dan ada banyak resep kopi, sebagai peminum kopi setiap hari; dan juga bekerja sehari hari, saya cenderung memilih resep kopi yang mudah dibuat dan cepat, khususnya untuk pagi hari.

Selain resep / metode seduh 1:1:1 ada 1 lagi metode seduh, single pour dari Tales Coffee yang mudah dan cepat. Resep ini cocok untuk minum kopi harian, cocok dengan kopi "dark" atau "medium-dark" seperti kopi pertama yang dikeluarkan Balinest mt. Catur.

Metodenya seperti ini,

Pertama; seperti biasa siapkan semua kebutuhan, v60 filter, goose-neck kettle, paper filter dan alat aduk (disarankan tongkat, mungkin sumpit; karena dengan sendok agitasi terlalu besar) kemudian untuk ukuran gilingan, disarankan menggunakan medium-fine. Untuk suhu air, tergantung bean yang dipakai, namun menurut percobaan saya selama ini 90 standard yang cukup, untuk kopi mt Catur.

Kedua; untuk kopi yang digunakan dan air seduh, bisa menggunakan rasio umum sekitar 1:15 atau 1:18 (saya sendiri lebih cocok dengan 1:15 untuk kopi mt.Catur Balinest). Siapkan kopi, dan buat "lubang atau lembah" di bagian tengah bubuk kopi, dengan tujuan agar ekstraksi yang terjadi lebih merata di bagian tengah. Seperti gambar dibawah,


Ketiga; mulai tuang air panas dari tengah; dan terus ditengah, hingga bubuk kopi mulai mengapung diatas; baru kemudian kita "tenggelamkan" bubuk kopi yang mengapung itu dengan cara tuang air keliling, sampai habis (sesuai rasio).

Keempat; setelah selesai tuang, aduk / agitasi kopi dengan "tongkat aduk" yang sudah disiapkan). Aduk dengan cepat dari pinggir, semakin ke tengah dan berhenti. Setelah itu, kita tinggal menunggu air turun semua. SELESAI.

Mudah sekali dilakukan, dengan hasil seduh yang nikmat, seimbang (balance) dan cenderung manis. Pada kopi mt. Catur Balinest, kopi hasil seduh akan memiliki notes gula aren dan jeruk manis, dengan aroma lemon dan sereh, nikmat diminum setiap hari.

Untuk lengkapnya bisa lihat di video dari Tales Coffee, disini...
Selamat mencoba :)

Rabu, 21 Februari 2024

Air Panas / Air Dingin untuk seduh kopi dengan Mokapot


Sejak muncul video mengenai Mokapot oleh James Hoffman, dengan cara menggunakan air panas ketika seduh kopi; cara ini langsung boom dan popular, karena bang James memang terkenal di dunia konten kopi. Namun apakah ini berarti, itu satu satunya cara yang paling baik ketika kita menggunakan Mokapot?

Jujurnya, sayapun sempat mencoba dan membuat konten mengenai cara ini... karena terbukti memang hasilnya baik. Hingga beberapa waktu lalu, saya penasaran dan mencoba mencari tahu seperti apa orang Italy menggunakan Mokapot, dan mengapa cara mereka tetap tidak berubah? mereka tetap suka dengan cara lama. Dengan dasar pemikiran tersebut, saya penasaran dan akhirnya mencoba sendiri, cara Italy (dengan air dingin) dan cara Specialty (dengan air panas).

Air Dingin / Cara Italy

Cara tradisional ini, mudah sekali; kalau sudah pernah menggunakan mokapot pasti tahu, caranya tinggal masukkan kopi pada wadah kopi atau "coffee basket" isi hingga penuh, tanpa harus di padatkan terlalu banyak (tidak perlu di "temping" seperti membuat espresso), kemudian masukkan air suhu ruang pada wadah air atau "water chamber". Kemudian di panaskan di atas kompor, dengan api "medium" saja.

Hingga saat ini, di Italy orang orang tetap menggunakan mokapot dengan cara seperti ini, karena memang alat ini dirancang untuk digunakan seperti ini; dan sudah turun temurun digunakan seperti ini...

Tidak banyak yang perlu dijelaskan, namun apakah cara ini salah? tentu tidak? cara ini juga bisa membuat kopi enak, yang akan saya jelaskan nanti.

Untuk video referensi bisa lihat di video berikut oleh Annalisa J. atau video oleh Riviera Dreamer

Air Panas / Cara Specialty

Cara specialty ini, bedanya dengan cara asli / tradisional / specialty adalah air yang digunakan adalah air panas, selain itu pada bagian "coffee basket" ditambahkan paper filter / saringan kertas.

Contohnya seperti video referensi berikut oleh James Hoffman sendiri...

Lalu, apakah seduh dengan air dingin salah?

Karena setelah cara baru dengan air panas viral, semua orang kopi di internet mengajarkan cara itu, lalu apakah cara lama salah? jawaban saya, TIDAK; cara lama tidak salah, namun cara baru juga tidak salah. Kedua cara tersebut dapat menghasilkan kopi yang enak, dan rahasianya ada pada jenis kopi yang diseduh...

Namun sebelumnya, agar lebih jelas kita lihat hasil uji coba James Hoffman terkait suhu air yang digunakan pada mokapot; tabel hasil uji cobanya sebagai berikut...


Pada tabel diatas, dapat kita lihat tabel paling kiri adalah suhu air awal (suhu air yang digunakan), kemudian paling kanan adalah suhu minuman kopi (suhu kopi hasil seduh) dan pada bagian tengah adalah suhu air ketika proses seduh dimulai. Kita bisa lihat, semakin panas suhu air yang kita gunakan maka ketika proses seduh kopi terjadi, suhu air juga semakin tinggi; begitu juga sebaliknya jika suhu air semakin rendah. Lalu apa artinya?

Di Italy, orang lokal banyak yang minum kopi lokal yang biasanya dark-roast dan ukuran gilingnya "super-fine" atau sangat halus / halus. Kira kira seperti kopi roaster jadul Indonesia yang biasanya kita "tubruk" contohnya di Bali saya biasa menggunakan kopi Kupu - Kupu bola dunia, atau kopi Banyuatis.

Kopi dark-roast adalah kopi yang mudah di ekstraksi, apalagi jika ukuran gilingannya sangat halus, maka proses ekstraksi akan sangat mudah terjadi, dengan demikian jika air yang digunakan ketika proses seduh terlalu panas, ada kemungkinan minuman kopi yang dihasilkan akan terlalu pahit (over extract) juga terasa "gosong" dan kecut-tidak enak. Dengan demikian jika kita seduh kopi seperti ini, kita bisa menggunakan air dingin (air suhu ruang) agar suhu air ketika proses seduh terjadi tidak terlalu tinggi.

Kita tahu, James Hoffman adalah orang kopi specialty / kopi modern, kopi kopi yang diseduh juga kopi yang sering light roast atau medium roast, yang cenderung lebih sulit di ekstraksi, membutuhkan lebih banyak energi untuk proses ekstraksi kopinya. Sehingga kita butuh suhu yang tinggi, dan dibantu tambahan filter (paper filter) agar proses ekstraksi pass. Untuk itu, ketika kita seduh kopi yang light roast atau medium roast atau specialty, kita bisa gunakan cara yang disarankan oleh James Hoffman ini.

Saya sendiri sudah sering sekali menggunakan mokapot, baik untuk kopi roaster tradisional maupun untuk kopi kopi specialty; dengan menggunakan suhu air yang susuai pembahasan saya diatas, dan hasilnya semua enak, puas...

Jadi jangan hanya ikutan trend viral saja, ketahui sebab sebab-nya; seduh dengan air panas atau air dingin, seduh kopi apapun bisa enak dengan menggunakan mokapot. Setuju??

Selasa, 18 Oktober 2022

Memahami Mokapot, alat kopi yang bisa seduh espresso


Mokapot adalah alat seduh kopi di kompor yang menggunakan panas dan tekanan dalam proses seduh kopinya. Walaupun hasil seduhnya tidak menggunakan besar tekanan yang sama dengan mesin espresso saat ini (modern) namun hasilnya mendekat, sehingga ada orang yang menyebut hasil seduhan mokapot adalah espresso dan ada yang tidak; untuk itu saya menggunakan istilah mokapot-espresso.

Mokapot sendiri sangat terkenal dan umum digunakan di Itali selatan. Banyak pembuat mokapot ternama, misalnya Alessi, Bellman, Top Moka, GAT, Cuisinox, Serafino Zani, namun yang paling terkenal di internasional tentunya Bialetti. 

Mokapot diciptakan oleh Alfonso Bialetti tahun 1933 di Crusinallo


Cara Kerja Mokapot

Mokapot terdiri dari 4 bagian utama, pertama adalah bagian Boiler / ruang-rebus; adalah tempat air untuk seduh kopi, kemudian yang kedua adalah Funnel; adalah tempat untuk saluran air sekaligus tempat bubuk kopi, selanjutnya adalah Filter; adalah saringan kopi ketika proses seduh, dan yang keempat (terakhir) adalah Coffee Chamber / wadah-kopi; adalah tempat menampung kopi yang sudah selesai seduh.

Cara kerja Mokapot, seperti gambar dibawah :



Cara Pakai Tradisi (Italy)

Mokapot diciptakan pada tahun 1933, ketika itu kopi yang dihasilkan oleh mesin espresso juga belum canggih; jadi hasil kopi di Mokapot dan di mesin espresso hampir sama / bahkan sama. Namun seiring berkembangnya jaman, pengetahuan mengenai kopi semakin canggih dan mesin espresso juga semakin canggih.

Sayangnya, Mokapot tidak mengalami perkembangan seperti mesin espresso (setahu saya baru 1 pembuat alat mirip espresso yang canggih, berdiri tahun 2020 yaitu 9Barista).

Bagaimana orang italy menggunakan espresso? pembuatannya sederhana dan masih "asal" yang penting pahit dan bikin "melek" contohnya seperti video disini ...




Cara Seduh Modern

Beberapa tahun belakangan, Mokapot kembali populer, bahkan James Hoffman mengajarkan cara menggunakan Mokapot dan populer; termasuk saya (Balinest) juga membuat video mengenai Mokapot dan berbagi banyak resep dan penjelasan. Bisa lihat video lama mengenai Mokapot disini....

Pada saat pandemi 2020 - 2021 youtube channel saya (Balinest) terpaksa tutup karena kendala internal, dan terpaksa berhenti berbagi ilmu. Namun proses tersebut tidak sia sia, karena pengalaman kami dan pengetahuan kami mengenai kopi juga terus berkembang; bahkan James Hoffman juga kembali membuat video mengenai riset terkait Mokapot. 

Beberapa poin dari penelitian James Hoffman adalah, Suhu air yang digunakan; ketika menggunakan air biasa, proses seduh kopi / ekstraksi akan terjadi di suhu yang relatif rendah yaitu 60 C, jika menggunakan air yang baru saja direbut, maka proses seduh kopi / ekstraksi kopi akan terjadi pada suhu sekitar 80-90 Celcius.

Kemudian yang kedua, pengaruh grind size terhadap proses seduh kopi. Karena Mokapot menggunakan tekanan yang dihasilkan oleh panas pada Boiler, jadi ketika kita menggunakan grind size (ukuran giling / bubuk kopi) yang halus, maka tekanan akan cepat tinggi dan proses seduh semakin cepat. Sedangkan sebaliknya, ketika kita menggunakan grind size yang kasar, tekanan akan lebih lambat terbentuk dan proses seduh akan relatif lebih lambat.

Yang terakhir, ketiga, terkait jumlah air didalam Boiler, semakin sedikit jumlah air maka proses pemanasan akan semakin cepat dan tekanan semakin cepat terbentuk; proses seduh akan semakin cepat tercapai. Sebaliknya semakin banyak air maka tekanan relatif lebih lambat terbentuk, sehingga proses seduh akan lebih lambat.


Kenapa Mokapot?

Sebelumnya sudah membuat video mengenai Mokapot, lalu kembali membahas mengenai Mokapot, mengapa? Karena alat yang sederhana ini jika digunakan dengan baik dapat digunakan untuk membuat kopi yang nikmat, selain itu mudah digunakan dirumah - bahkan dapat digunakan untuk usaha kopi juga, yang pasti potensinya besar.


Dengan pengetahuan dan pengalaman selama ini menggunakan Mokapot, dengan hasil riset James Hoffman dan beberapa ilmu baru terkait Mokapot, saya akan berbagi banyak hal mengenai kopi dan Mokapot di video video dan materi berikutnya, termasuk cara seduh espresso / kopi enak di Mokapot versi 2023-2024.

Jika ada yang kurang jelas atau kritik dan saran, jangan sungkan atau ragu untuk tulis di komen dibawah ini. Jangan lupa balik lagi, salam sruput....

sumber : The Sunday Baker

Rabu, 07 Juli 2021

Resep V60 1:1:1 oleh Veronika Galova Vesela


Seperti dikutip dari Brewls.com, "Bagaimana caranya mengajarkan dan melatih barista di coffee shop agar dapat brew dengan konsisten dan kualitas terjaga. Apakah ada resepnya?" Berawal dari ide inilah akhirnya muncul resep -- Brew Rasio 1:1:1

Sebagai catatan tambahan untuk resep ini, ketika Championship, Veronika menggunakan bean yang di roasting khusus untuk brew ini. Veronika menggunakan Gesha Finca Deborah Panama, yang menggunakan hand grinder, pada saat Championship. Di roasting 5 hari sebelum, dan di 'bungkus' setelah 12 jam. Namun untuk kita yang penikmat kopi, cukup tahu resepnya saja :)

Alat yang digunakan adalah V60, dengan menggunakan 20gr kopi, dan 300gr air. Grind size coarse (29 klik di Comandante grinder), dengan suhu air 95 Celcius. Cara seduhnya sangat mudah, dengan menggunakan V60, air sebanyak 300gr dibagi menjadi 3 bagian (100:100:100), kemudian proses tuang / brew dilakukan 3x dan masing masing selama 1 menit.

Tuang pertama, mulai pada 00.00 dengan menggunakan 100gr air, tuang secara melingkar (jangan sampai kena dinding V60). Tuang pertama ini bertanggung jawab pada acidity.

Tuang kedua, mulai pada 01.00 dengan menggunakan 100gr air, tuang secara melingkar (jangan mulai dari tengah). Tuang kedua ini bertanggung jawab pada manis kopi.

Tuang ketiga, mulai pada 02.00 dengan menggunakan 100gr air, selesai pada 03.00 - 03.15 tergantung grind size. Tuang ketiga ini akan menyeimbangkan antara acidity dan manis kopi, serta keseluruhan rasa pada kopi.

Keuntungan dari resep ini adalah, mudah diulang sehingga konsisten dan manajemen waktu di bar (coffee bar). Dan setelah berkali kali mencoba di Balinest, memang resep ini sangat rekomen sekali untuk digunakan di coffee shop, mudah diulang dan cepat. Jadi selamat mencoba :)



Selasa, 01 Juni 2021

Cupping Kopi, apa itu? Apa gunanya untuk penikmat kopi?


Buat kita yang pecinta kopi, sebagian dari kita sudah tahu apa itu cupping, dan sebagian lagi belum. Bahkan beberapa dari kita pasti sudah pernah cupping kopi. Pertama mari kita mulai dari paling dasar, Cup adalah bahasa Inggris yang artinya "cangkir" ; Cupping Kopi, adalah proses kita mencicipi kopi, karena itu kadang juga disebut "Coffee Tasting" yang artinya adalah "mencicipi kopi".

Proses ini di dunia kopi, sering dilakukan oleh orang orang yang terlibat dalam jual-beli green bean, seperti producer, processor, atau petani. Dengan melakukan "Cupping" penjual dan pembeli dapat mengetahui rasa dari kopi yang akan dijual/dibeli, apakah sesuai/tidak sesuai. Selain itu "Roaster" kopi, atau orang yang memanggang kopi, menjadi kopi yang siap diseduh, juga melakukan cupping untuk mengetahui rasa dari kopi yang mereka miliki, dan menentukan cara roasting yang menurut mereka paling tepat, sehingga mendapatkan rasa yang terbaik (menurut mereka). 

Standard melakukan cupping yang paling populer sekarang adalah standard dari SCA (Specialty Coffee Association), tapi kali ini, saya bukan membahas mengenai cupping "serius" seperti itu, kali ini saya ingin berbagi mengenai manfaatnya cupping untuk kita penikmat kopi, bagaimana kita cupping dirumah?

Pada dasarnya, cupping kopi adalah mencicipi kopi, jadi ada 3 hal mendasar yang dirasakan, yaitu : Aroma (KBBI : bau-bauan yang harum, terkait indra hidung), Rasa (Taste dalam bahasa Inggris, terkait indra lidah) dan Texture dimulut (bisa disebut kesan dipermukaan mulut, terkait sentuhan di mulut "mouthfeel"). Bagaimana caranya? tentu dengan membaui / mencium aroma, kemudian dengan merasakan di mulut.

Untuk Aroma, kita dapat menggunakan Roda Rasa Indonesia (yang dikembangkan oleh Seniman Coffee & 5758 Coffee Lab. Didalam Roda Rasa ada daftar - daftar aroma seperti Aroma buah - buahan, fermentasi, aroma manis, dll.

Sedangkan untuk Rasa, terdiri dari pahit, manis, asin, asem enak dan asem tidak enak.

Kemudian yang terakhir adalah texture dimulut, biasanya terdiri dari Ringan (mudah diminum) atau Encer, Sedang, Berat (setiap seruput rasanya penuh/banyak dimulut), Tebal (seperti susu, biasa disebut Creamy / Silky, seperti jus manis biasa disebut Juicy), dan yang terakhir Kering.

Bagaimana caranya kita cupping kopi dirumah? sebenarnya cara paling cocok adalah dengan membuat kopi tubruk, kenapa tubruk? karena cara seduh ini yang paling mudah dibuat berkali kali dengan cara yang sama, dan alat yang sederhana; dengan "tubruk" kita akan mendapatkan rasa kopi yang paling dasar, tanpa pengaruh lain yang dapat mengubah rasa. Tentunya dengan aturan aturan tambahan, yang membantu agar setiap seduhan, perlakuannya sama - jadi proses mencicipi dan membandingkan dengan kopi yang lain lebih adil (karena perlakuaan seperti, mengaduk - sedikit / banyak, kemudian menyaring, akan mempengaruhi aroma, rasa, dan texture


Jadi yang kita mau lakukan, adalah membuat kopi tubruk, tanpa diaduk, dan waktu seduh tetap, jumlah kopi tetap, suhu air tetap. Kemudian kita nikmati aromanya, nikmati rasanya (dengan sendok), kemudian seruput; sambil melakukan itu semua, kita coba mengenali aroma kopi tersebut, rasanya seperti apa, kemudian cita rasa yang didapat apa? dan terakhir kita menilai, "saya suka / tidak suka?"

Lalu untuk apa kita penikmat kopi, "cupping" dirumah? banyak hal yang kita dapatkan dari cupping dirumah, yang utama adalah, pengetahuan kita mengenai aroma, rasa dan texture kopi akan semakin detail dan luas, dengan pengetahuan itu kita dapat memilih kopi seperti apa yang ingin kita minum, apakah kopi yang cenderung asem buah, bau bunga bungaan, herbal, atau manis buah, dll. Dengan bertambahnya pengetahuan kita mengenai kopi, kita akan tahu jika suatu kopi memiliki cacat yang menimbulkan rasa tidak enak.

Di tahap lanjut, dengan memiliki pengetahuan mengenai kopi, kita perlahan akan dapat menentukan bagaimana cara seduh yang sesuai selera kita, atau menentukan rasa seduh yang ingin dihasilkan. Jadi seru kan? tunggu apa lagi? yuk kita cupping kopi, santai dirumah :)

Senin, 18 Januari 2021

Seduhan Biji Kopi "Green Bean" Minuman Kesehatan yang Populer


Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa Green Tea (Teh Hujau) mengandung banyak antioxidan, namun tidak banyak yang tahu kalau biji kopi (yang belum di roasting / green bean) juga mengandung banyak antioxidan dan chlorogenic acid yang sering kali dikaitkan sebagai penurun berat badan.

Meminum seduhan atau ekstrak biji kopi (green bean) adalah hal yang populer di kalangan fanatik makanan atau minuman sehat, namun untuk orang umum, hal ini mungkin akan terdengar aneh. Ketika diseduh, tentu rasanya akan sangat jauh berbeda, hasil seduhnya pun, untuk seduhan biji kopi ini akan terasa seperti teh.


SEJARAH

Pada abad ke 15, di Yemen, seorang sufi dengan nama Jamal al-Din Abu 'Abd Allah Muhammad Ibn Sa'id memperkenalkan minuman yang ditemukan ketika beliau sedang berada di Afrika. Minuman tersebut diberi nama bun atau buna, minuman tersebut adalah biji kopi (yang belum di roasting) yang di tumbuk dan direbus untuk membuat ekstrak, seperti teh yang pekat, hanya saja terbuat dari kopi. Jadi pada awalnya, kopi tidak di roasting.

Ketertarikan dunia modern dengan ekstrak biji kopi ini, dimulai pada tahun 2012 ketika Dr. Mehmet Oz mempopulerkan teorinya bahwa kandungan chlorogenic acid pada biji kopi dan mendorong turunnya berat badan. Ketika proses roasting beberapa zat pada biji kopi berkurang / hilang.


Ada beberapa masalah dari meminum seduhan biji kopi, yaitu rasanya yang lebih pahit dibandingkan minuman kopi yang kita kenal, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh kandungan caffeine-nya yang jauh lebih tinggi daripada biji kopi yang sudah di roasting. Selain itu, jika penyimpanan biji kopi-nya tidak baik, ada kemungkinan muncul jamur, atau busuk, yang ketika dikonsumsi dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Namun masalah itu, tentunya dapat diatasi dengan mudah, khususnya karena biji kopi memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan. Rasanya yang pahit, dapat diatasi dengan membuat campuran minuman yang nikmat, sedangkan masalah penyimpanan dapat diatasi dengan menggunakan biji kopi yang segar / baru, dengan penyimpanan yang baik, atau cara cara lain. 

Kopi dan Teh dalam Satu Minuman, Kita Tidak Perlu Memilih


Teh dan Kopi mungkin adalah dua minuman paling populer di dunia, keduanya mudah dibuat, enak diminum panas maupun dingin. Bagi pecinta kopi maupun teh, mendengar bahwa kopi dan teh dicampur dalam satu minuman, mungkin akan terasa aneh.

Namun di beberapa wilayah / negara, mencampur keduanya adalah hal yang biasa, misalnya minuman Yuenyeung yang populer di Hongkong, dan beberapa daerah di Cina, atau Kopi Cham yang populer di Malaysia dan Spreeze yang populer di Ethiopia.


SPREEZE

Dikutip dari artikel pada PerfectDailyGrind, Spreeze adalah minuman yang populer di Ethiopia, yang merupakan campuran antara teh, espresso dan gula sebagai pemanis, rasa yang dihasilkan adalah rasa yang seimbang antara rasa floral, wangi dari teh dan rasa earthy dan pahit dari espresso (dark roast).

KOPI CHAM

Di daerah Singapore dan Malaysia juga terkenal dengan Kopi Cham yang merupakan campuran antara Teh, Kopi dan Susu Kental Manis (Condense atau Evaporated Milk). Minuman ini biasa dijual di Kopitiam (kedai kopi) tradisional yang tersebar di seluruh Malaysia dan Singapore. Kopi Cham dibuat dengan campuran standard 45% Kopi + 45% Teh + 10% SKM.

YUENYEUNG

Diantara ketiga minuman, mungkin yang paling populer adalah Yuenyeung, yang populer di Hongkong. Menurut Lan Fong Yuen, sebuah kedai tradisional di Hongkong, minuman ini pertama kali dibuat oleh mereka pada tahun 1952, ketika itu banyak pengunjung yang bekerja sebagai sopir dan buruh yang senang minum teh, namun mereka butuh caffeine untuk membantu tetap segar selama bekerja.

Minuman ini dibuat dengan menggunakan dasar milk-tea (teh susu) yang biasa dibuat di Hongkong dan kopi hitam. Untuk campurannya sendiri ada yang menyarankan 1:1 dan ada yang menyarankan 2:1 .


Apakah minuman ini akan semakin populer? mungkin untuk beberapa orang minum kopi dan teh akan terasa terlalu aneh, namun dengan terus berkembangnya pengetahuan kita mengenai kopi dan teh, serta semakin berkembangnya alat seduh, kita akan menemukan cara yang tepat, dan kemungkinan akan membuat minuman seperti ini populer.


Selasa, 24 November 2020

Apa itu Cold Brew? atau Cold Drip?


Sekarang ini sering sekali kita mendengar istilah Cold Brew, kemudian tiba tiba muncul Cold Drip, lalu belakangan muncul Chilled Brew. Sebenarnya apa sih semua itu? pada awalnya, hanya ada Cold Brew, yang sebenarnya adalah seduh (brew) kopi dengan air dingin (cold).

Sejarah Awal :

Semua itu dimulai pada tahun 1600an, di Kyoto - Jepang, ketika itu Cold Brew tidak seperti sekarang, bubuk kopi direndam dengan air. Menurut catatan sejarah tertua, semua berawal antara Kyoto dan pedagang Belanda pada 1600an.

Konon katanya, awalnya, pedagang Belanda minum kopi di kapal dengan menggunakan konsentrat kopi. Dikapal mereka akan mencampurkan konsentrat dengan air panas, sehingga menjadi kopi panas. Hingga akhirnya mereka tiba di Kyoto, yang memiliki teknik seduh teh dengan air dingin. Akhirnya terciptalah metode Cold Brew untuk kopi. Kadang disebut dengan Kyoto- style Cold Brew, yang menggunakan tower (menara) yang meneteskan air ke bubuk kopi, disebut dengan Yama Tower.

Selanjutnya :

Bersama aktifitas pedagang Belanda di dunia pada jaman itu, akhirnya Cold Brew juga menyebar di seluruh dunia, khususnya di America, Cuba, Algeria, Jepang, Prancis. Adalah Prancis yang tercatat pertama kali membuat minuman Cold Brew dengan campuran, seperti saat ini; dengan minuman yang bernama Mazagran (kopi manis dicampur air es), merupakan minuman prajurit Prancis di benteng Mazagran - Algeria pada tahun 1837, dan menyebar di Eropa, ketika prajurit tersebut kembali ke negaranya. 

Minuman Kaleng :

Pada tahun 1960 muncul minuman kopi susu manis, dengan kemasan kaleng yang di produksi oleh Ueshima Coffee.Co,Ltd. Pada tahun 1970, perusahaan kopi raksasa di Italy Illy Coffee akhirnya juga mengeluarkan minuman kopi susu manis, dengan kemasan kaleng.

Saat ini :

Seiring dengan perkembangan jaman, dan perubahan industri kopi dan munculnya cafe specialty di seluruh dunia, Cold Brew awal yang terkenal adalah yang menggunakan Yama Tower. Kemudian belakangan mulai populer Cold Brew yang dengan cara merendam bubuk kopi di air dingin (immersion), dan metode yang menggunakan Yama Tower akhirnya disebut Cold Drip / Slow Drip (karena lama dan butuh waktu hingga 18 jam).

Lainnya? belakangan dengan semakin banyaknya orang yang mencoba Cold Brew ini, baik untuk minum sendiri maupun untuk dijual, akhirnya muncul Chilled Brew, yaitu kopi yang diseduh biasa dengan air panas, kemudian di dinginkan.


Jadi sekarang jelaskan asal mula dari Cold Brew itu sendiri, dan istilah istilah baru yang ada. Ada yang suka minum? metode mana yang kalian suka?